Sebagai Bahan Renungan Orangtua, Anak Pendiri Perusahaan Apple dan Facebook Saja Batasi Anak Gunakan Produk Teknologi di Rumah
Kita semua pasti sangat familiar dengan Facebook dan perusahaan raksasa Apple. Dimana facebook adalah aplikasi media sosial yang sangat banyak penggunanya di dunia dengan mengantarkan pemiliknya menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Begitu juga dengan Pendiri Perusahaan Apple, yang luar biasa sibuk dan kekayaannya tentu juga tidak kalah dengan pendiri microssoft. Lalu yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara mereka dalam memperlakukan anak-anak mereka dengan Teknologi di Rumah? Apakah anak-anak mereka Full Time mamakai Produk Teknologi yang serba mutakhir? Atau sebaliknya?
Mark Zuckerberg selaku pemilik aplikasi facebook dan Almarhum Steve Jobs selaku Pendiri Perusahaan Teknologi Apple yang aplikasi dan Produk mereka sangat banyak kita gunakan saat ini, justru mereka sekarang ini sedang mengupayakan agar anak-anak mereka agar tidak menggunakan produk teknologi tersebut.
Dari beberapa informasi yang diperoleh pendiri Apple yaitu almarhum Steve Jobs, Tahun 2011 secara terbuka mengatakan bahwa dia dan istrinya Laurene Powell sangat membatasi jumlah teknologi yang diperbolehkan untuk dipergunakan oleh anak-anak mereka di rumah. Setali tiga uang dengan Steve Job sang pendiri Microsoft, Bill Gates sangat membatasi anak-anak dan keluarganya terhadap paparan layar berbagai alat elektronik dan sangat melarang penggunaan Telepon genggam di meja.
Bagaimana dengan Pendiri facebook? Mark Zuckerberg si pendiri Facebook pada tahun 2017 dia menulis surat yang ditujukan kepada anak perempuannya yang bernama August, Ia mendorong anaknya untuk “ke luar rumah dan bermain-main” dengan meninggalkan ketergantungan dengan peralatan teknologi.
Dari sini muncul pertanyaan mengapa mereka berusaha memisahkan anak mereka dari layar berbagai alat teknologi?
Ada beberapa alasan yang mungkin bisa menjadi jawaban atas beberapa kasus diatas diantaranya adalah :
Masa Kanak-Kanak Sebaiknya Bebas Teknologi
Hal ini diambil dari pendapat seorang Pierre Laurent. Pierre Laurent merupakan eksekutif Teknologi San Francisco Bay Area dan seorang Direktur Waldorf School of the Peninsula sekolah swasta yang sangat populer Silicon Valley. Pierre Laurent melarang penggunaan teknologi pada murid sampai murid tersebut berumur belasan tahun. Laurent, mengirim ketiga anaknya ke sekolah tersebut lalu berkata pada BBC bahwa pekerjaan tiga perempat dari sesama orang tua murid di sekolah itu berkaitan dengan teknologi. Sekolah tersebut mengatakan kepada orangtua murid agar memperhatikan pengaruh teknologi yang dapat merusak pada proses belajar anak.
“Anda tidak bisa belajar dan sepotong kecil kaca ketika Anda masih anak-anak. Anda harus menggunakan semua indra, Anda perlu dapat memberikan makanan kepada otak dengan apapun yang Anda miliki,” kata Laurent
Di sinilah – di jantung sektor teknologi dunia – dimana kami menemukan sekolah yang mementingkan apa yang dinamakan “pendidikan holistik (bagi) perasaan dan otak”.
Kurikulumnya dipusatkan para “keterampilan abad ke-21” seperti keyakinan diri, dispilin, kemandirian berpikir, kerja sama dan ekspresi seni.
“Kemampuan manusia ini tidak berkembang di depan layar. Anda harus benar-benar terlibat dalam membuat sesuatu dan melakukan berbagai hal itu sendiri,” kata Laurent.
Menemukan Keseimbangan
WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia baru-baru ini mengeluarkan panduan baru dalam mengurangi jumlah pemaparan kepada layar yang diusulkan bagi anak-anak. Anak-anak hingga umur dua tahun seharusnya tidak dibiarkan untuk sendirian menonton TV atau layar lainnya. Batasan bagi anak berumur dua sampai empat tahun adalah satu jam atau kurang per harinya.
Tetapi Lapus menekankan tidak semua paparan terhadap layar dapat dipandang sama – dan dia mengutip tantangannya sendiri saat membesarkan dua anaknya yang berumur enam dan delapan tahun.
“Mereka seharusnya tidak sedini itu terpapar pada layar,” dia mengakui.
“Tetapi kenyataannya adalah saya harus memasak makanan malam. Dan Sesame Street adalah cara terbaik agar perhatian mereka tersita.”
“Saya dapat menghidangkan makanan di meja. Mereka dapat menonton sedikit Sesame Street. Tetapi sebagai orang tua saya memandang adalah tugas saya untuk menanyakan apa yang telah mereka pelajari.”
Sementara lama paparan terhadap layar tetap menjadi masalah yang diperdebatkan, Laurent mengatakan penggunaan teknologi tidaklah sama dengan sama sekali membatasi akses.
“Ini bukan berarti kita harus menolaknya sama sekali dan mengatakan bahwa kita seharusnya tidak pernah menggunakan komputer seumur hidup,” katanya.
“Yang diperlukan adalah pemahaman kapan saat yang terbaik untuk melakukan itu, dan melakukannya saat anak dan murid berumur berapa tahun agar mereka mampu menggunakannya.”
Dari sini dapat kita ambil kesimpulan, sebaiknya kita selaku orangtua untuk memperhatikan pemakaian teknologi layar ( smarthphone, televisi ) dan teknologi yang lainnya. Kita dampingi anak-anak kita dalam menggunakan peralatan tersebut, kita batasi waktu pemakaiannya jangan kita biarkan kebablasan hingga full time anak-anak sibuk dengan gadget mereka. Ajaklah anak-anak dan ajarkan ke mereka untuk lebih memperbanyak waktu bermain di luar rumah atau lingkungannya. Sebenarnya cara-cara orangtua kita dahulu yang telah mengajarkan kita dengan permainan-permainan tradisional itu sudah sangat baik dan bermanfaat untuk perkembangan fisik, sosial dan ketangkasan anak-anak.